Salah satu jenis narkoba favorit para pecandu adalah LSD. Lysergic Acid Diethylamide merupakan narkotika kelompok halusinogen yang bisa memicu halusinasi. Efeknya dinyatakan cukup kuat sampai bisa mempengaruhi suasana hati sampai persepsi dan sensasi tubuh dengan dunia luar. Apa saja efek buruk LSD bagi pengguna?
Mengenal LSD
Lysergic acid diethylamide ditemukan Albert Hoffman tahun 1943, seorang ahli kimia. Ia memproses senyawa ergotamine dari jamur ergot. Semula LSD diandalkan dalam mengobati penderita penyakit psikologis. Hanya saja perkembangannya LSD pun mulai diselewengkan untuk mabuk-mabukan dengan efek kuat stimulan.
Pengaruh tersebut dihasilkan sebab LSD bekerja dengan mengganggu hubungan sel otak dengan serotonin (hormon yang mempengaruhi suasana hati, persepsi, perasaan dan emosi bahagia dan euforia). Pengguna kerap mengkonsumsi LSD berulang kali agar mendapatkan efek sama. Efek dari zat ini muncul sesudah 1 jam dan masih dirasakan sampai 12 jam kemudian.
Berbagai nama lain LSD yaitu sugar cubes, acid, blotter, microdot, dot dan banyak lagi. LSD tak mengeluarkan aroma, tak berwarna, dengan rasa agak pahit. LSD bisa berbentuk tablet warna, kapsul, cairan bening, kertas blotter yang serupa perangko, serta jelly. LSD blotter dikonsumsi dengan dijilat atau cuma ditempel ke lidah, lalu sebentar saja efeknya bekerja. Sementara LSD jelly dan cairan umumnya diteteskan ke mata.
Efek Buruk LSD
Efek halusinogen seketika bereaksi cepat dan aktif memicu halusinasi sekalipun baru pertama kali memakai LSD. Makin besar yang dikonsumsi, makin dahsyat dan efeknya tahan lama. Efek LSD itu kerap disebut “tripping” atau “nge-trip”. Pecandu LSD pun nafsu makannya hilang, tak cukup tidur, mulut terasa kering, tremor, serta mengalami gangguan visual yaitu fokus hanya satu warna saja. Pengguna akan juga mengalami gangguan mood, tingkah-laku, gelisah, kecemasan, serta panik. Meski cuma sentuhan biasa namun pecandu akan menanggapinya berlebihan dan terasa menakutkan. Efek buruk LSD itu bisa berlangsung hingga berhari-hari atau berminggu-minggu.
Bisa pula mengalami komplikasi yang dinamakan ergotism karena pembuluh darah yang menyempit. Ergotism bisa mengakibatkan efek nyeri misalnya panas yang menyerang kaki, ujung tangan dan kaki yang mati rasa, ditambah lagi terjadi pembengkakan. Ergotism pun bisa ditambah sakit kepala, kejang, serta masalah saraf yang lain.
Gejala Sakau Karena LSD
Sebagaimana efek umumnya narkotika yang lain, LSD pun bisa memicu penggunanya ketagihan untuk mendapatkan sensasi gembira. Di samping itu, ketergantungan pun dapat dialami saat tubuh pecandu mengembangkan toleransi dari efek obat yang akibatnya tubuh meminta dosis lebih tinggi agar bisa memenuhi sensasi sama. Saat pecandu memutuskan penggunaan LSD tiba-tiba atau mengurangi takarannya dengan signifikan dalam waktu singkat maka efek sakau pun keluar. Efek sakau karena LSD misalnya : mengeluarkan keringat, mual, pupil membesar, tremor, mulut kering, pandangan buram, badan panas, tekanan darah naik, jantung berdebar-debar, susah tidur, lemas dan lesu, halusinasi visual, tak bisa membedakan pagi sore atau malam dan gampang emosi.
Sementara sejumlah tanda sakau karena LSD yang berakibat buruk terdiri dari : kegelisahan sangat, rasa kehilangan jati diri, menganggap dirinya tak pernah hidup di dunia, panik, paranoid, ketakstabilan suasana hati dalam waktu cepat, agresif dan bahkan sampai nafsu membunuh orang lain, dan keinginan bunuh diri
Rehabilitasi Pecandu LSD
Mengingat sakau biasanya mencapai puncaknya sesudah beberapa hari dari takaran terakhir maka detoksifikasi merupakan cara utama melakukan rehabilitasi. Detoksifikasi artinya mengeluarkan sisa narkoba dari dalam tubuh. Program detoksifikasi dapat dilaksanakan mulai dari rawat jalan hingga rawat inap di panti rehabilitasi narkoba. Akan tetapi, rehabilitasi rawat inap merupakan opsi paling tepat sehingga bisa diawasi ketat tim medis profesional.
Ashefa Griya Pusaka adalah salah satu lembaga layanan rehabilitasi terbaik korban narkoba yang dikelola swasta. Biaya rehabilitasi narkoba di Ashefa Griya Pusaka secara umum masih cukup terjangkau. Fasilitas yang diberikan pun sudah memenuhi standar nasional program rehabilitasi para pengguna narkoba.